Review
Apple iPhone 4s
iPhone Bergaransi Resmi Termurah Saat Ini
12-27-2015

Ponsel ini adalah 'warisan' dari salah seorang anggota keluarga yang telah menggunakannya selama setahun, dan sekarang telah saya gunakan selama 2 bulan. Tadinya hanya digunakan untuk cadangan, tetapi kini menjadi ponsel utama yang saya pakai beraktivitas.
Sebelumnya, kondisinya termasuk mengenaskan. Retak di depan dan belakang menghiasi tubuhnya, sedangkan kondisi parts lain normal semua. Baru beberapa hari lalu saya beli parts nya yang terdiri dari LCD + Touchscreen 180rb, tombol home 25rb, baterai 100rb, dan tutup belakang 25rb. Tadinya 4s ini berwarna putih, namun saya bosan melihatnya sehingga diputuskan untuk membeli parts berwarna hitam. Proses pemasangannya cukup susah, memerlukan kesabaran membuka bautnya yang berjumlah sangat banyak (sekitar 20-an baut, menjadikannya 'ribet' untuk dibongkar dibandingkan ponsel-ponsel Android yang tergolong mudah) dan merangkainya kembali.
Kembali ke peluncurannya pada 4 Oktober 2011, iPhone 4s membawa banyak perubahan pada sisi spesifikasi dibandingkan iPhone 4, meskipun bentuk masih sama persis. Ia memiliki prosesor Apple A5 yang bertenaga 2x lebih cepat dan GPU yang 7x lebih cepat dari 4, kamera 8MP yang menjadikannya standar baru di dunia ponsel, dan sang asisten virtual yang bernama Siri.

Kini, iPhone 4s masih bisa dibeli di Apple Premium Reseller seperti iBox, dengan harga 2.999jt dengan kapasitas 8GB, dan masih mampu menjalankan iOS terbaru pada saat artikel ini dirilis, yaitu 9.2.
Saya kagum dengan 4s karena ini adalah ponsel Apple pertama yang mampu menjalankan hingga 5 versi iOS (5,6,7,8,9). Namun, seperti apakah performa yang ditawarkan ponsel yang sudah beredar selama 4 tahun ini, dan apakah masih layak untuk dibeli ? Simak terus tulisan di bawah ini :).
Berbicara soal desain, saya cukup kagum dengan ponsel ini. Menggunakan bahan kaca-metal-kaca, tentu mewah adalah kesan pertama yang didapat ketika melihatnya. Tidak ada kesan murahan sama sekali di iPhone 4s, sama seperti iPhone 4. Dimensinya yang kompak berhubung layarnya yang hanya 3.5 inci membuatnya nyaman ketika dikantongi di saku celana/kemeja yang sempit,
Hanya saja, ketika menggengamnya terlalu lama tidak terasa nyaman karena modelnya yang kotak tegas, dan bobotnya saya rasa terlalu berat untuk ponsel berdimensi sekecil ini.
Sedikit catatan, ketika membongkar 4s saat hendak memasangkan LCD dan tutup belakang baru, saya kaget ketika melihat konstruksi sasis alumunium berbahan premium dan tebal, menyatu dengan frame. Sangat berbeda ketika membongkar ponsel Android kelas bawah-tengah yang isinya berbahan plastik alakadarnya/biasa saja.
Layar IPS 3.5 inci beresolusi 960x640 yang disematkan tidak jauh berbeda dengan iPhone 4. Memiliki viewing angle sempurna, warna yang natural, hanya saja perbedaannya tone warna putih pada iPhone 4s lebih cool dari 4 yang cenderung warm. Saya sendiri lebih menyukai tone warna iPhone 4, namun ini hanyalah selera pribadi saja karena keduanya sama-sama memiliki layar yang 'cakep'.
Ukuran layar yang hanya 3.5 inci dulunya ketika menggunakan iOS 5/6 tidak menimbulkan rasa kekecilan, namun entah kenapa dengan iOS baru (9.2) ini layar menjadi terasa sangat kekecilan. Sepertinya iOS baru ini lebih dirancang untuk iPhone yang berukuran layar 4 inci ke atas, sehingga di 4s memerlukan scrolling lebih banyak saat bernavigasi.
Berjalan dengan prosesor A5 dual-core 1GHz (namun di 4s telah di underclock menjadi 800mhz) dan RAM 512 MB, performa 4s ketika saya gunakan untuk aktivitas sehari-hari cenderung 'ngepas', jauh lebih kencang dari iPhone 4 namun tidak sekencang iPhone 5 juga.
Saya rutin menggunakan Line, Whatsapp, Path, Instagram, Music, dan Safari, dan kelima app tersebut berjalan dengan baik untuk pemakaian sehari-hari. Masalahnya hanya ketika ingin ber-multitasking antar app-app tersebut, seringkali app akan mereload ulang ketika dibuka pertama kali dan membutuhkan waktu beberapa saat, namun kembali lancar ketika sudah dibuka.
Ketika digunakan untuk bermain games, ponsel masih mampu menjalankannya dengan baik. Seperti contoh ketika saya bermain Real Racing 3, grafik yang disajikan berkualitas tinggi (tekstur real, refleksi di kaca mobil tertampil, dsb) dan framerate masih termasuk nyaman dimainkan. App Store pada iOS juga memiliki koleksi games dan aplikasi yang lengkap dan berkualitas (tidak seperti android yang banyak aplikasi 'sampah').
Hanya saja, layarnya menurut saya kekecilan untuk bermain game dalam jangka waktu lama, namun untuk sebagiian orang hal ini sepertinya tidak menjadi masalah.
Kamera adalah salah satu hal yang paling diunggulkan di iPhone 4s semasa peluncurannya, karena mengalami upgrade jauh dibanding iPhone 4. Lensa yang digunakan beresolusi 8MP dengan aperture f/2.4 dan LED flash, sementara di bagian depan hanya VGA.
Dibandingkan iPhone 4, saya merasa warna yang dihasilkan 4s lebih akurat, detil jauh lebih banyak, dan kemampuan pada lowlight lebih bagus, sedangkan shutter speed dan fokus tidak jauh berbeda. Mode pada aplikasi kamera juga bertambah, yaitu time lapse, panorama (hasil panoramanya sungguh memuaskan), dan 9 filter yang bisa digunakan live.
Kualitas yang dihasilkan tergolong 'mantab', khas kamera iPhone. 4s mampu menghasilkan foto yang natural, tajam, tidak bernoise, dan dynamic range yang baik pada kondisi luar ruangan dan cahaya berlimpah. Shutter speed dan fokus cukup cepat sehingga mengambil foto dirasa mudah.
Saat digunakan foto jarak dekat, fokus mudah diambil dan efek blur/pada latar sangat baik.
Foto di dalam ruangan dengan cahaya lampu cukup menimbulkan noise sedikit, namun hasil tetap tajam dan mempunyai warna akurat. Shutter speed masih cepat, namun autofokus melambat.
Pada keadaan indoor minim cahaya, noise menghiasi foto namun tidak terlalu tampak jika tidak di zoom. Detil sedikit menghilang, namun tetap cukup jernih dan mempunyai warna yang masih akurat & natural.
Hasil kamera depan termasuk kurang bagus, minim detail, beresolusi hanya VGA yang mengakibatkan pecah ketika di zoom/crop. Namun, setidaknya warna yang dihasilkan masih natural dan memadai untuk diupload di sosial media.
Kamera video beresolusi 1080p pada 4s performanya patut diacungkan jempol. Video yang ditangkap sangat halus & stabil, warna dan detil sempurna, dan suara yang dihasilkan jelas & empuk. Kekurangannya hanya pada saat di dalam ruangan dengan cahaya pas-pasan, noise mulai muncul menghiasi video.
Kualitas audio pada 4s tentu tidak boleh diragukan, dengan audio chip terpisah yang dimilikinya tentu akan memuaskan para kaum seperti saya yang memiliki kuping sensitif akan kualitas suara (alias ga kuat denger output suara audio yang jelek hehe). Suara speaker tidak kencang namun jernih dan sangat berbobot, dan jika menggunakan earphone/headphone bagus suara yang dihasilkan berhasil masuk dalam kategori sempurna. Sektor kualitas audio inilah yang kadang membuat seseorang akan berpaling ke iPhone.
Poin terakhir ini adalah hal yang membuat saya sebal dengan ponsel ini, yaitu baterai. Berkapasitas 1420mAh dan berstatus baterai baru (karena yang lama sudah usang & saya ganti sendiri dengan yang original), baterai bawaannya tidak lebih irit dari iPhone 4 yang sudah termasuk kategori boros. Jika iPhone 4 mampu bertahan 7-8 jam dalam pemakaian normal full 3G dengan penggunaan hanya membuka sosial media sesekali dan browsing, iPhone 4s hanya mampu mencetak angka 6 jam saja. Pemakaian intens untuk game dan chatting tiada henti di Line menggunakan 3G menghabiskan baterai dalam waktu hanya 4 jam saja, dibanding 6 jam di iPhone 4.
Mengisi baterai hingga penuh dari kosong memerlukan waktu 2 jam pas, dan powerbank TAFF 4400mAh yang saya miliki dapat mengisi baterai ponsel ini hampir 2 kali. Saya sangat merekomendasikan kepada pengguna 4s untuk membawa powerbank kemanapun anda pergi, jika tidak ingin ponsel tiba-tiba mati di tengah perjalanan/aktivitas.
Satu lagi, ketika digunakan chatting terus menerus dengan sinyal 3G, bodi ponsel menjadi panas dalam waktu sekitar 25-30 menit. Sekali lagi, bukan hangat tetapi panas. Bermain game dan browsing terus menerus dengan sinyal 3G juga membuat ponsel ini panas, namun jika menggunakan wifi hanya hangat saja. Panas ini bisa jauh diredam dengan menggunakan hardcase/softcase, namun jika tidak menggunakannya tentu menimbulkan rasa tidak nyaman, seperti memegang dasar setrika ketika menyala.
Lalu, apakah ponsel ini worth untuk dibeli seharga 2.999 juta (harga garansi resmi saat review ini diketik)? Jawabannya, sama sekali tidak.
Harga semahal itu untuk membeli ponsel keluaran 2011 yang mempunyai spesifikasi biasa saja untuk ukuran zaman sekarang kecuali bahannya yang bagus, prestis, dan kamera belakang mumpuni. Selain itu, memori 8GB onboard jauh dari kata cukup untuk menyimpan beberapa aplikasi dan media. Performa, kenyamanan penggunaan, daya tahan baterai, kamera, layar, dsb dengan mudah dimenangkan oleh ponsel-ponsel Android di kisaran harga serupa, seperti LG G4 Stylus, Samsung Galaxy J5, Xiaomi Mi4i, dan lainnya.
Jika anda membelinya dalam keadaan bekas pakai, dengan harga pasaran yang ditawarkan anda tentu boleh melirik 4s sebagai pilihan, mengingat sudah cukup terjangkau dan memiliki kesan mewah dan membanggakan dibanding ponsel Android baru 1 jutaan.
Mungkin ada yang penasaran, mengapa saya membahas versi bergaransi resmi dan tidak membahas versi garansi distributor yang ditawarkan hampir seharga pasaran bekas namun berkondisi "baru"? Karena saya bisa menjamin bahwa seluruh iPhone 4, 4s, 5,dan 5s yang bergaransi distributor (Platinum, Bcell, The One, dsb) adalah refurbish alias rekondisi, dengan parts berkualitas KW dan pengerjaan yang asal-asalan. Hal ini akan saya bahas di artikel selanjutnya.
*Tulisan ini adalah murni sepenuhnya hasil karya penulis, mohon menyertakan link sumber artikel bila ingin memuatnya di media lain.
Belum ada tanggapan untuk "[REVIEW] iPhone 4s Black 16GB [Indonesia]"
Post a Comment